Tradisi Angpau (红包): Simbol Keberuntungan, Berkah, dan Keharmonisan

Angpau (红包 hóngbāo) bukan sekadar amplop merah berisi uang, tetapi juga melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan berbagi berkah dalam budaya Tionghoa. Pemberian angpau sering dilakukan dalam berbagai kesempatan, seperti Tahun Baru Imlek (春节 Chūnjié), pernikahan, ulang tahun, pindah rumah, memberi bonus kepada pemain barongsai, hingga beramal kepada guru religius dan tempat ibadah.
Siapa yang Memberi dan Menerima Angpau?
Dalam tradisi Tionghoa, pemberi angpau biasanya adalah pasangan yang sudah menikah (已婚夫妻 yǐ hūn fūqī), sementara penerimanya adalah anak-anak atau mereka yang masih belum menikah (未婚 wèi hūn). Tradisi ini melambangkan transfer berkah dari generasi yang lebih tua ke yang lebih muda serta berbagi kebahagiaan dalam keluarga dan komunitas.
Pada acara pernikahan, pasangan yang menikah menerima angpau dari keluarga yang lebih tua dan para undangan sebagai bentuk doa agar kehidupan rumah tangga mereka harmonis dan makmur. Selain itu, di beberapa komunitas tradisional, angpau juga masih digunakan sebagai bentuk pembayaran kepada guru (老师 lǎoshī) atau dokter (医生 yīshēng) sebagai tanda terima kasih atas jasa mereka.
Aturan dan Kepercayaan Seputar Nominal Angpau
Jumlah uang dalam angpau biasanya mengikuti aturan tertentu berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa. Untuk acara yang bersifat suka cita, nominal angpau lebih disukai dalam angka genap (双数 shuāng shù), sementara angka ganjil (单数 dān shù) lebih sering dikaitkan dengan pemakaman.
Namun, ada beberapa pengecualian yang menarik:
- Angka 4 (四 sì) dihindari karena pelafalannya mirip dengan kata "mati" (死 sǐ), sehingga angka ini dianggap membawa sial.
- Angka 6 (六 liù) melambangkan kelancaran dan keberuntungan.
- Angka 8 (八 bā) sangat populer karena dianggap sebagai simbol kekayaan dan keberlimpahan. Banyak orang berusaha memberi angpau dengan nominal yang mengandung angka 8, seperti ¥88 atau ¥888.
- Angka 9 (九 jiǔ) memiliki makna positif karena pelafalannya sama dengan kata "lama" (久 jiǔ), yang melambangkan umur panjang atau pernikahan yang abadi.
Pada beberapa daerah di Tiongkok, justru angka ganjil digunakan dalam pernikahan karena angka ganjil tidak dapat dibagi dua, melambangkan ikatan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, ada baiknya untuk memahami tradisi setempat sebelum memberikan angpau.
Etika Pemberian dan Penerimaan Angpau
Selain jumlah uang yang diberikan, terdapat pula aturan etika dalam memberikan dan menerima angpau:
- Beberapa orang sengaja memberikan uang dalam bentuk koin atau pecahan kecil dalam jumlah banyak agar penerima sulit memperkirakan nominalnya.
- Anak-anak biasanya dilarang membuka angpau di depan umum untuk menghindari kecanggungan, terutama jika jumlah yang diterima berbeda-beda dari pemberi yang berbeda.
- Angpau tidak pernah diberikan dalam suasana berkabung, karena warna merah melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan.
Makna Angpau dalam Berbagai Konteks
1. Dari Generasi Tua ke Generasi Muda
Tradisi memberikan angpau dari orang tua atau kakek-nenek kepada anak-anak bukan hanya sekadar pemberian uang, tetapi juga simbol transfer berkah, keberuntungan, dan harapan agar penerima tumbuh menjadi pribadi yang sukses.
2. Dari yang Sudah Menikah ke yang Belum Menikah
Dalam banyak perayaan, pasangan yang sudah menikah memberikan angpau kepada saudara atau teman yang belum menikah. Ini adalah cara untuk berbagi kebahagiaan dan memberikan dorongan semangat bagi mereka yang belum berkeluarga.
3. Dari Atasan ke Karyawan
Di lingkungan kerja, pemberian angpau sering dilakukan oleh atasan kepada karyawan sebagai bentuk apresiasi, terutama saat Tahun Baru Imlek. Ini mencerminkan semangat kebersamaan dalam dunia kerja dan mempererat hubungan antara pemimpin dan timnya.
4. Dari Klien ke Profesional
Dalam beberapa konteks profesional, pasien bisa memberikan angpau kepada dokter sebagai ungkapan terima kasih, atau murid kepada guru atas ilmu yang diberikan. Meskipun tidak wajib, ini dianggap sebagai bentuk penghormatan atas jasa seseorang.
5. Antara Relasi Bisnis: Etika atau Korupsi?
Sayangnya, tradisi angpau juga terkadang disalahgunakan untuk tujuan yang kurang etis, seperti praktik suap atau "pelicin" (贿赂 huìlù) dalam dunia bisnis dan pemerintahan. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara pemberian angpau yang benar-benar tulus dan yang bertujuan untuk kepentingan tertentu.
Kesimpulan
Tradisi angpau telah bertahan selama ribuan tahun sebagai simbol keberuntungan, kebersamaan, dan berbagi kebahagiaan. Seiring waktu, budaya ini terus berkembang, termasuk dengan munculnya angpau digital (电子红包 diànzǐ hóngbāo) yang kini semakin populer di era teknologi.