Asal-Usul Angpau (红包): Mitos, Perlindungan, dan Makna Mendalam

Angpau (红包 hóngbāo) bukan sekadar tradisi berbagi uang dalam perayaan besar, tetapi juga memiliki akar mitologis yang menarik. Salah satu kisah yang paling populer berkaitan dengan angpau adalah tentang iblis jahat bernama Sui (祟 suì) yang meneror anak-anak pada malam Tahun Baru.
Iblis Sui (祟) dan Mitos Perlindungan Angpau
Konon, pada zaman dahulu, iblis Sui (祟 suì) muncul setiap malam Tahun Baru Imlek (春节 Chūnjié). Makhluk ini diam-diam menyelinap ke dalam rumah dan mengusap dahi anak-anak yang sedang tertidur dengan cakarnya yang tajam. Anak-anak yang terkena sentuhannya akan terbangun dengan teriakan ketakutan dan mengalami sakit kepala yang tak kunjung sembuh.
Untuk melindungi putra mereka dari teror Sui, sepasang orang tua yang penuh kasih menemukan cara unik: mereka memberikan 8 koin tembaga (八枚铜钱 bā méi tóngqián) yang diyakini membawa keberuntungan. Koin-koin itu mereka masukkan ke dalam amplop merah dan diletakkan di bawah bantal sang anak.
Saat malam tiba, iblis Sui kembali beraksi. Namun, begitu mendekati tempat tidur anak itu, cahaya aneh mulai terpancar dari bawah bantal. Cahaya itu semakin terang hingga menusuk mata Sui bagaikan pisau! Tak sanggup menahan rasa sakit, iblis itu melarikan diri dengan jeritan melengking.
Sejak saat itu, tradisi memberikan uang dalam amplop merah mulai digunakan sebagai cara untuk mengusir roh jahat dan melindungi anak-anak dari gangguan energi negatif.
Dari Yāsuì Qián (壓祟錢) ke Yāsuì Qián (压岁钱)
Pada masa Dinasti Qin (秦朝 Qíncháo), masyarakat Tiongkok memiliki kebiasaan mengikat uang koin dengan benang merah dan menyebutnya yāsuì qián (壓祟錢) yang berarti "uang pengusir roh jahat." Koin ini dipercaya dapat melindungi orang lanjut usia dari penyakit dan kematian.
Namun, seiring perkembangan zaman dan penemuan teknik cetak, tradisi ini berubah. Uang koin yang sebelumnya diikat benang merah mulai dimasukkan ke dalam amplop merah. Menariknya, istilah yāsuì qián (壓祟錢) kemudian berubah menjadi yāsuì qián (压岁钱), dengan penggunaan aksara 岁 (suì) yang berarti "tahun" atau "usia," bukan lagi 祟 (suì) yang berarti "iblis."
Meski perubahan ini tampak sederhana, maknanya menjadi lebih positif—dari sekadar mengusir roh jahat menjadi simbol doa panjang umur dan kebahagiaan bagi penerimanya.
Mengapa Merah dan Uang?
Kombinasi antara warna merah (红色 hóngsè) dan uang di dalam angpau bukanlah kebetulan. Warna merah sendiri dalam budaya Tiongkok melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari energi negatif. Sedangkan uang yang diberikan di dalamnya menjadi simbol berkah dan kesejahteraan bagi penerima.
Hingga saat ini, angpau tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai perayaan di Tiongkok dan komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Selain diberikan saat Tahun Baru Imlek, angpau juga menjadi simbol doa baik dalam pernikahan, ulang tahun, hingga perayaan penting lainnya.
Jadi, lebih dari sekadar tradisi berbagi rezeki, angpau adalah warisan budaya yang kaya akan makna perlindungan, keberuntungan, dan harapan baik bagi generasi penerus.