教师节 alias Hari Guru Nasional Ala Tiongkok
![](https://statik.unesa.ac.id/mandarin/thumbnail/5d5785ee-bb90-4b35-8773-a877dad7baf4.jpg)
Hari Guru di Tiongkok jatuh setiap tanggal 10 September, dan perjalanannya untuk bisa ditetapkan sebagai hari nasional cukup panjang dan penuh sejarah. Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Hari Guru awalnya diperingati pada 6 Juni setiap tahunnya. Tapi kemudian, pada tahun 1951, Partai Komunis Tiongkok mengubah peringatan ini menjadi tanggal 1 Mei, yang bertepatan dengan Hari Buruh Internasional. Alasannya sederhana, karena guru dianggap sebagai bagian dari kelas pekerja, dan mereka layak diperingati pada hari yang sama.
Lalu, pada April 1982, dua tokoh bernama Zhang Chengxian (张承先, Zhāng Chéngxiān) dan Fang Ming (方明, Fāng Míng) mengajukan laporan kepada Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok. Mereka mengusulkan agar Hari Guru diperingati pada 5 Mei, bertepatan dengan hari kelahiran Karl Marx (卡尔·马克思, Kǎ'ěr Mǎkèsī). Tapi akhirnya, pada tahun 1985, Perdana Menteri Zhao Ziyang (赵紫阳, Zhào Zǐyáng) mengusulkan agar Hari Guru diperingati setiap 10 September. Sejak saat itu, tanggal tersebut menjadi resmi sebagai Hari Guru di Tiongkok, meski tidak ada hari libur nasional. Namun, beberapa sekolah, terutama sekolah dasar, sering memberikan libur setengah hari atau sehari penuh untuk merayakan peringatan ini.
Setiap tahun, Kementerian Pendidikan Tiongkok selalu menetapkan tema untuk Hari Guru. Di tahun 2024, misalnya, temanya adalah “大力弘扬教育家精神, 加快建设教育强国” yang artinya “Menggencarkan semangat para pendidik, mempercepat pembangunan negara yang kuat dalam pendidikan.” Tema ini menegaskan pentingnya peran guru dalam membangun bangsa yang lebih kuat melalui pendidikan yang berkualitas. Tanpa guru, tidak akan ada generasi penerus yang siap membangun masa depan.
Tidak hanya itu, ada juga yang mengusulkan agar Hari Guru dirayakan pada hari kelahiran Kongzi (孔子, Kǒngzǐ atau Confucius). Pada tahun 2013, pemerintah bahkan merespons usulan ini dan sempat mempertimbangkan untuk memindahkan Hari Guru ke tanggal 28 September, hari kelahiran Kongzi. Namun, hingga saat ini, Hari Guru tetap dirayakan pada 10 September.
Dalam budaya Tiongkok, peran guru sangatlah penting. Bahkan, ada pepatah terkenal yang berbunyi "一日为师,终身为父" (yī rì wéi shī, zhōng shēn wéi fù) yang artinya "Sehari menjadi guru, selamanya menjadi orang tua." Ini menggambarkan betapa besarnya peran seorang guru dalam kehidupan seseorang. Guru bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tapi juga mendidik nilai-nilai kehidupan yang akan terus diingat dan dipegang sepanjang hidup.
Secara historis, kata 老师 (lǎoshī) yang berarti guru juga punya makna yang dalam. Karakter 老 (lǎo) sendiri berarti "tua" atau "senior," yang dalam budaya Tiongkok selalu diasosiasikan dengan seseorang yang dihormati karena pengalaman dan kebijaksanaannya. Di sisi lain, karakter 师 (shī) berarti "guru" atau "ahli." Awalnya, kata ini digunakan untuk menyebut pemimpin militer, tapi seiring waktu maknanya berubah menjadi seseorang yang memimpin atau mengajarkan sesuatu.
Jadi, secara harfiah, 老师 (lǎoshī) menggambarkan sosok yang dihormati karena pengalaman dan kebijaksanaannya, serta seseorang yang membimbing kita menuju jalan yang benar. Di Tiongkok, peran guru bukan hanya sebatas mengajar akademik, tapi juga sebagai pembimbing hidup. Inilah mengapa penghormatan kepada guru sangatlah penting dalam budaya Tiongkok.
Pada akhirnya, Hari Guru di Tiongkok bukan hanya sekadar peringatan, tapi juga bentuk apresiasi terhadap peran penting guru dalam mencetak generasi penerus bangsa. Guru adalah sosok yang tidak hanya memberikan ilmu, tapi juga membentuk karakter murid-muridnya agar mereka bisa menghadapi dunia dengan bijaksana.
Source: Wikipedia
Gambar oleh Juergen Striewski dari Pixabay