Memasak Jiaozi 饺子: Cara Asyik Belajar Budaya Tiongkok di Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Unesa
![](https://statik.unesa.ac.id/mandarin/thumbnail/a5312171-ad53-4a8f-a2fd-194e0bbe8737.jpg)
Belajar bahasa asing, terutama Mandarin, bukan hanya tentang kata dan tata bahasa. Ada yang lebih dari sekadar menguasai bahasa, yakni memahami kebudayaannya. Salah satu cara paling menyenangkan untuk belajar budaya adalah melalui makanan. Filosofi, cara memasak, hingga pengalaman mencicipi hidangan khas menjadi cara yang menarik untuk mengeksplorasi budaya. Dan, tentu saja, siapa yang tidak senang belajar sambil kenyang?
Hal inilah yang dialami oleh mahasiswa angkatan 2023 Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Mereka tak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga praktik langsung memasak makanan khas Tiongkok, yaitu jiaozi 饺子 atau dimsum, pada 18 Oktober 2024 di Gedung T8 Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin FBS Unesa. Dalam suasana yang penuh semangat, kegiatan memasak ini menjadi salah satu cara efektif untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dinamis.
Didampingi oleh dua dosen berpengalaman, Cicik Arista, S.Pd., MTCSOL. Laoshi dan Dzun Nun Septin Renda Rabbani, S.Pd., MTCSOL. Laoshi, para mahasiswa dengan antusias berkegiatan di "dapur dadakan". Aktivitas memasak bukan hanya sekadar belajar resep, tetapi juga memahami filosofi di balik hidangan. Misalnya, jiaozi 饺子, yang sering kali dikaitkan dengan perayaan tahun baru Tiongkok, dipercaya membawa keberuntungan.
Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa tampak antusias. Tidak hanya belajar, mereka juga menikmati proses memasak bersama teman-teman sekelas, membuat acara ini semakin seru. Belajar bahasa Mandarin memang harus dibarengi dengan ritme yang tepat agar tidak cepat lelah dan tetap termotivasi. Aktivitas seperti ini memberikan variasi dalam proses belajar, sehingga mahasiswa tidak merasa bosan.
Kegiatan memasak jiaozi ini membuktikan bahwa belajar di Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Unesa benar-benar menyenangkan. Tidak hanya mengasah kemampuan bahasa, tetapi juga memperkaya pengetahuan budaya yang pastinya akan sangat bermanfaat di masa depan. Bagi mahasiswa, kegiatan ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan menambah semangat dalam mempelajari bahasa serta budaya Tiongkok.